Kamis, 16 Mei 2013

tugas bahasa indonesia merangkum novel



Tugas Bahasa Indonesia Merangkum Novel


Judul Buku       : Ayahku (bukan) Pembohong
Penulis              : Tere Liye
Penerbit            : Gramedia
Tebal Halaman : 299 Lembar

Dam, anak seorang pegawai negeri rendahan dan seorang ibu rumah tangga, hidup sederhana di kotanya. Dam kecil sering dijuluki si keriting pengecut, karena waktu itu Dam diajak oleh Jarjit, teman sekelasnya, untuk ikut tawuran namun Dam menolak, Dam pun malah melaporkan hal ini ke kepala sekolah, sehingga menyebabkan Jarjit dan kawan-kawannya dihukum, setelah kejadian itu semua teman sekelasnya memanggilnya si keriting pengecut, kecuali satu orang, Taani, sahabat Dam.
Ayah Dam adalah seorang yang pandai cerita, sejak Dam kecil, Ayahnya selalu bercerita tentang petualangan-petualangan masa mudanya yang sangat seru, seperti kenal dengan Sang Kapten, berkunjung ke Lembah Bukhara, bertemu suku penguasa angin. Ayahnya Dam mendidik Dam dengan cerita-cerita itu, ketika Dam dipanggil olah teman-teman sekelasnya si Keriting Pengecut, Ayahnya Dam membesarkan hatinya dengan bercerita bahwa dulu sosok sang Kapten, tokoh sepak bola favorit Dam, ketika masih kecil juga sering dijuluki Si Keriting Pengecut, hal ini tentu saja membuat hati Dam semangat lagi.
Di kotanya Dam, ada sebuah klub renang besar yang sedang membuka kesempatan kepada orang-orang untuk bergabung, Dam pun tak ingin ketinggalan, Ia akan ikut seleksi tahun ini, setelah gagal tahun kemarin. Siang itu pulang sekolah, Dam bersiap ke klub renang untuk mengikuti seleksi, Dam sangat antusias walaupun badannya masih lelah karena begadang sampai dini hari, setelah menonton pertandingan Sang Kapten. Ayahnya Dam juga bercerita bahwa Sang Kapten tidak pernah menyerah, dulu sewaktu Sang Kapten berumur 8 tahun, Sang Kapten bekerja menjadi pelayan antar sebuah restoran, walaupun dengan kondisi yang sulit, tetapi Sang Kapten tidak pernah menyerah, ia tetap berlatih sepak bola di sela-sela tugasnya dengan menggunakan bola kasti, Ayahnya Dam kenal dengan Sang Kapten ketika Sang Kapten mengantar pesanan sup jamur yang dipesan oleh Ayahnya Dam, ketika Ayahnya Dam mengambil program magister hukum di luar negeri. Sang Kapten tetap berusaha masuk ke klub sepak bola walaupun sering ditolak karena tingginya kurang, tetapi akhirnya Sang Kapten berhasil menjadi pemain nomer satu di ajang turnamen ini. Untuk itu, Dam tidak akan menyerah, Dam akan berusaha untuk masuk ke seleksi renang ini.
 Sore ini, seleksi renang akan dimulai, Dam sudah siap, aba-aba pun dimulai, Dam pun meluncur ke kolam renang berusaha sekuat tenaga, dan akhirnya diantara delapan orang yang berenang bersama Dam, Dam lah orang yang paling pertama sampai di finish. Dam pun senang, tetapi ternyata masih ada seleksi tambahan, yaitu seleksi kekuatan, Dam kaget karena tidak tahu kalau ternyata ada seleksi ini. Akhirnya Dam pun ikut seleksi ini, seleksi ini cukup sederhana, kita hanya disuruh berenang sampai kita lelah, 6 orang yang paling lama berarti dia lolos seleksi, Dam pun berenang, tetapi karena kemarin habis begadang, Dam pun capek dan akhirnya pingsan. Dengan pingsannya Dam, itu berarti Dam tidak lolos seleksi, dan Dam harus mengulang tahun depan lagi. Satu minggu lagi Sang Kapten akan tour ke kotanya Dam, dan hal ini dapat mengobati hati Dam setelah gagal seleksi.
Setelah Ayah Dam bercerita bahwa Ayahnya Dam kenal dengan Sang Kapten, Dam pun bercerita tentang Sang Kapten kepada Taani, Dam menyuruh Taani untuk merahasiakan ini, tetapi beberapa hari sebelum Sang Kapten ke kotanya Dam, teman-teman Dam mengetahui hal itu, dan mulai saat itu Dam marah kepada Taani dan tidak mau menyebut namanya lagi. Hari dimana Sang Kapten datang tiba, Dam pun menontonnya, pertandingan pun usai Sang Kapten menjabat tangan para penonton yang duduk di depan, kebetulan Dam juga duduk di depan, ketika jarak Sang Kapten dengan Dam tinggal dua langkah lagi, Ayahnya Dam menarik tangan Dam dan memaksa pulang, karena kondisi Ibunya Dam yang kesakitan. Ibunya Dam memang menderita sakit bawaan yang sering kambuh.
Waktu berlalu, kini tiba saatnya Dam untuk masuk SMA. Dam pun dimasukkan ayahnya ke sebuah sekolah berasrama bernama Akademi Gajah. Disana Dam menjalani hari-hari dengan menyenangkan, tetapi disana Dam sering dihukum karena Dam sering melanggar aturan. Suatu ketika, Dam dihukum karena membuat keributan dengan merayakan ulang tahun teman, Dam dihukum untuk membersihkan perpustakaan, sebenarnya itu sengaja dilakukan Dam, agar ia bisa menggambar sketsa perpustakaan karena petugas perpustakaan biasanya tidak memperbolehkan Dam. Dam memang punya bakat menggambar, ia sudah menggambar seluruh bagian-bagian sekolahnya. Dam dihukum bersama temannya Retro, ketika Dam sibuk menggambar, Retro sibuk membaca cerita. Ketika Dam sudah selesai menggambar perpustakaan ini, Dam pun melihat Retro membaca buku yang sudah lawas, ketika dilihat, ternyata judul buku itu adalah Lembah Bukhara, Dam pun kaget, selain itu di rak kecil itu, juga ada buku berjudul Suku Penguasa Angin, mulai saat itu Dam mulai meragukan cerita-cerita ayahnya.
Liburan tahun kedua tiba, Dam pun pulang dengan naik kereta selama 8 jam, sesampainya di rumah Ibunya Dam sakit, Dam meminta kepada Ayahnya untuk membawanya ke dokter, tetapi Ayahnya Dam hanya bilang bahwa Ibunya kecapekan seperti biasa. Ketika akan berangkat ke Akademi Gajah untuk memulai tahun ketiga, Dam berjanji pada Ibunya bahwa Dam akan membawa uang untuk mengobati sakit Ibunya.
Tahun ketiga dimulai, Dam menjalaninya seperti biasa, kecuali satu hal, Dam sekarang bekerja di rumah-rumah penduduk yang ada di sekitar Akademi Gajah. Beberapa hari menjelang ujian Dam sudah dapat mengumpulkan banyak uang. Ketika makan malam Dam dipanggil oleh kepala sekolah, Dam mengira bahwa dia akan dihukum karena melakukan pelanggaran, ternyata dugaan Dam salah, Dam dipanggil, karena kepala sekolah mendapat telegram dari rumahnya Dam yang memberitahukan bahwa Ibunya Dam sedang sakit. Dam pun langsung bergegas pulang, sesampainya di rumah sakit, Dam pun langsung melihat Ibunya dalam keadaan kritis, Dam pun marah kepada Ayahnya karena tidak mengobati Ibu dari dulu, tetapi Ayahnya Dam malah bercerita bahwa Si Raja Tidur melarang Ayahnya Dam untuk mengobati Ibunya Dam karena penyakit itu tidak bisa diobati, Dam pun bertambah amarahnya, dan mulai saat itu, Dam tidak mempercayai Ayahnya lagi. Ibunya Dam pun akhirnya meninggal.
Dam pun melanjutkan kuliah tanpa mengikuti ujian masuk dan ujian kelulusan di Akademi Gajah karena Dam butuh waktu untuk menenangkan hatinya setelah ditinggal ibunya. Tetapi walaupun seperti itu Dam berhasil diterima oleh salah satu Universitas favorit hanya dengan menunjukkan surat keterangan dari Akademi Gajah. Dam mengambil jurusan arsitektur. Dam kuliah dengan menyewa flat sempit yang ada di dekat kampusnya, karena jika Dam tinggal di rumah, Dam akan teringat terus oleh ibunya.
Dam pun kemudian bertemu dengan teman masa kecilnya, Taani, yang telah lama Dam lupakan, waktu terus berlalu, dan akhirnya Dam memutuskan untuk menikah dengan Taani. Dam dan Taani dikaruniani dua orang anak, mereka bernama Zas dan Qon. Dam hidup terpisah dari ayahnya, hingga suatu hari Taani memutuskan untuk membawa Ayahnya Dam untuk ikut tinggal bersama mereka. Pertengkaran hebat pun terjadi di antara Dam dan Taani. Setelah 6 bulan berdebat, akhirnya Dam mengalah. Dan akhirnya Ayahnya Dam pun tinggal bersama Dam, sama seperti ketika Dam masih kecil, Ayahnya Dam pun sering bercerita kepada cucu-cucunya tentang pengalaman-pengalaman masa mudanya, Dam pun geram, karena Dam tidak mau anaknya dibesarkan dengan cerita-cerita yang bohong. Akhirnya Dam menyuruh ayahnya untuk berhenti bercerita dan mengaku bahwa cerita itu bohong, tetapi ayahnya tidak mau. 
Dam pulang dari kerja di luar kota selama beberapa hari, ketika pulang Dam menemukan anaknya main internet di ruang kerjanya, Dam pun membiarkan mereka, sewaktu Dam ingin melihat kata kuncinya Zas terlihat sedikit menutup-nutupi, dan ternyata kata kuncinya adalah Akademi Gajah, Dam pun marah dan menuduh ayahnya selama ia pergi bercerita kepada anak-anaknya. Perdebatan sengit pun terjadi, dan akhirnya Dam mengusir ayahnya dari rumah. Ketika Dam sudah tenang Dam pun kembali ke ruang kerjanya, dan masih menemukan kata kunci Akademi Gajah di mesin pencari, tetapi ada yang aneh, karena tidak ditemukan satupun tulisan tentang Akademi Gajah, padahal Dam merasakan sendiri telah hidup disana selama 3 tahun, Dam pun mulai mengerti dan berniat menyuruh ayahnya kembali ke rumah besok. Sesaat setelah itu, Dam dikabari bahwa ayahnya dibawa ke rumah sakit karena pingsan dimakam ibunya, Dam pun ke rumah sakit, dan tak lama berselang, Ayanhya Dam pun meninggal
Ketika Ayahnya Dam akan dikubur banyak sekali orang yang melayat, hampir seluruh orang di kota datang, tiba-tiba orang-orang pada minggir karena ada Sang Kapten dan keponakannya si pemain Nomer Sepuluh yang merupakan pemain nomer satu saat ini. Sang Kapten pun menjelaskan bagaimana dia dulu kenal dengan ayahnya, dan bagaimana dulu ayahnya memaksa klub sepak bola menerimanya ketika tingginya kurang. Mulai saat itu Dam percaya pada ayahnya, dan mengetahui bahwa ayahnya bukan pembohong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar