Tugas
Bahasa Indonesia Merangkum Novel
Judul Buku : Ayahku (bukan) Pembohong
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia
Tebal Halaman : 299 Lembar
Dam, anak seorang
pegawai negeri rendahan dan seorang ibu rumah tangga, hidup sederhana di
kotanya. Dam kecil sering dijuluki si keriting pengecut, karena waktu itu Dam
diajak oleh Jarjit, teman sekelasnya, untuk ikut tawuran namun Dam menolak, Dam
pun malah melaporkan hal ini ke kepala sekolah, sehingga menyebabkan Jarjit dan
kawan-kawannya dihukum, setelah kejadian itu semua teman sekelasnya
memanggilnya si keriting pengecut, kecuali satu orang, Taani, sahabat Dam.
Ayah Dam adalah
seorang yang pandai cerita, sejak Dam kecil, Ayahnya selalu bercerita tentang
petualangan-petualangan masa mudanya yang sangat seru, seperti kenal dengan
Sang Kapten, berkunjung ke Lembah Bukhara, bertemu suku penguasa angin. Ayahnya
Dam mendidik Dam dengan cerita-cerita itu, ketika Dam dipanggil olah
teman-teman sekelasnya si Keriting Pengecut, Ayahnya Dam membesarkan hatinya
dengan bercerita bahwa dulu sosok sang Kapten, tokoh sepak bola favorit Dam,
ketika masih kecil juga sering dijuluki Si Keriting Pengecut, hal ini tentu
saja membuat hati Dam semangat lagi.
Di kotanya Dam,
ada sebuah klub renang besar yang sedang membuka kesempatan kepada orang-orang
untuk bergabung, Dam pun tak ingin ketinggalan, Ia akan ikut seleksi tahun ini,
setelah gagal tahun kemarin. Siang itu pulang sekolah, Dam bersiap ke klub
renang untuk mengikuti seleksi, Dam sangat antusias walaupun badannya masih
lelah karena begadang sampai dini hari, setelah menonton pertandingan Sang
Kapten. Ayahnya Dam juga bercerita bahwa Sang Kapten tidak pernah menyerah,
dulu sewaktu Sang Kapten berumur 8 tahun, Sang Kapten bekerja menjadi pelayan
antar sebuah restoran, walaupun dengan kondisi yang sulit, tetapi Sang Kapten
tidak pernah menyerah, ia tetap berlatih sepak bola di sela-sela tugasnya
dengan menggunakan bola kasti, Ayahnya Dam kenal dengan Sang Kapten ketika Sang
Kapten mengantar pesanan sup jamur yang dipesan oleh Ayahnya Dam, ketika
Ayahnya Dam mengambil program magister hukum di luar negeri. Sang Kapten tetap
berusaha masuk ke klub sepak bola walaupun sering ditolak karena tingginya
kurang, tetapi akhirnya Sang Kapten berhasil menjadi pemain nomer satu di ajang
turnamen ini. Untuk itu, Dam tidak akan menyerah, Dam akan berusaha untuk masuk
ke seleksi renang ini.
Sore ini, seleksi renang akan dimulai, Dam
sudah siap, aba-aba pun dimulai, Dam pun meluncur ke kolam renang berusaha
sekuat tenaga, dan akhirnya diantara delapan orang yang berenang bersama Dam,
Dam lah orang yang paling pertama sampai di finish. Dam pun senang, tetapi
ternyata masih ada seleksi tambahan, yaitu seleksi kekuatan, Dam kaget karena
tidak tahu kalau ternyata ada seleksi ini. Akhirnya Dam pun ikut seleksi ini,
seleksi ini cukup sederhana, kita hanya disuruh berenang sampai kita lelah, 6
orang yang paling lama berarti dia lolos seleksi, Dam pun berenang, tetapi
karena kemarin habis begadang, Dam pun capek dan akhirnya pingsan. Dengan
pingsannya Dam, itu berarti Dam tidak lolos seleksi, dan Dam harus mengulang
tahun depan lagi. Satu minggu lagi Sang Kapten akan tour ke kotanya Dam, dan
hal ini dapat mengobati hati Dam setelah gagal seleksi.
Setelah Ayah Dam
bercerita bahwa Ayahnya Dam kenal dengan Sang Kapten, Dam pun bercerita tentang
Sang Kapten kepada Taani, Dam menyuruh Taani untuk merahasiakan ini, tetapi
beberapa hari sebelum Sang Kapten ke kotanya Dam, teman-teman Dam mengetahui
hal itu, dan mulai saat itu Dam marah kepada Taani dan tidak mau menyebut
namanya lagi. Hari dimana Sang Kapten datang tiba, Dam pun menontonnya,
pertandingan pun usai Sang Kapten menjabat tangan para penonton yang duduk di
depan, kebetulan Dam juga duduk di depan, ketika jarak Sang Kapten dengan Dam
tinggal dua langkah lagi, Ayahnya Dam menarik tangan Dam dan memaksa pulang,
karena kondisi Ibunya Dam yang kesakitan. Ibunya Dam memang menderita sakit
bawaan yang sering kambuh.
Waktu berlalu,
kini tiba saatnya Dam untuk masuk SMA. Dam pun dimasukkan ayahnya ke sebuah
sekolah berasrama bernama Akademi Gajah. Disana Dam menjalani hari-hari dengan
menyenangkan, tetapi disana Dam sering dihukum karena Dam sering melanggar
aturan. Suatu ketika, Dam dihukum karena membuat keributan dengan merayakan
ulang tahun teman, Dam dihukum untuk membersihkan perpustakaan, sebenarnya itu
sengaja dilakukan Dam, agar ia bisa menggambar sketsa perpustakaan karena
petugas perpustakaan biasanya tidak memperbolehkan Dam. Dam memang punya bakat
menggambar, ia sudah menggambar seluruh bagian-bagian sekolahnya. Dam dihukum
bersama temannya Retro, ketika Dam sibuk menggambar, Retro sibuk membaca
cerita. Ketika Dam sudah selesai menggambar perpustakaan ini, Dam pun melihat
Retro membaca buku yang sudah lawas, ketika dilihat, ternyata judul buku itu
adalah Lembah Bukhara, Dam pun kaget, selain itu di rak kecil itu, juga ada
buku berjudul Suku Penguasa Angin, mulai saat itu Dam mulai meragukan
cerita-cerita ayahnya.
Liburan tahun
kedua tiba, Dam pun pulang dengan naik kereta selama 8 jam, sesampainya di
rumah Ibunya Dam sakit, Dam meminta kepada Ayahnya untuk membawanya ke dokter,
tetapi Ayahnya Dam hanya bilang bahwa Ibunya kecapekan seperti biasa. Ketika
akan berangkat ke Akademi Gajah untuk memulai tahun ketiga, Dam berjanji pada
Ibunya bahwa Dam akan membawa uang untuk mengobati sakit Ibunya.
Tahun ketiga
dimulai, Dam menjalaninya seperti biasa, kecuali satu hal, Dam sekarang bekerja
di rumah-rumah penduduk yang ada di sekitar Akademi Gajah. Beberapa hari menjelang
ujian Dam sudah dapat mengumpulkan banyak uang. Ketika makan malam Dam
dipanggil oleh kepala sekolah, Dam mengira bahwa dia akan dihukum karena
melakukan pelanggaran, ternyata dugaan Dam salah, Dam dipanggil, karena kepala
sekolah mendapat telegram dari rumahnya Dam yang memberitahukan bahwa Ibunya
Dam sedang sakit. Dam pun langsung bergegas pulang, sesampainya di rumah sakit,
Dam pun langsung melihat Ibunya dalam keadaan kritis, Dam pun marah kepada
Ayahnya karena tidak mengobati Ibu dari dulu, tetapi Ayahnya Dam malah
bercerita bahwa Si Raja Tidur melarang Ayahnya Dam untuk mengobati Ibunya Dam
karena penyakit itu tidak bisa diobati, Dam pun bertambah amarahnya, dan mulai
saat itu, Dam tidak mempercayai Ayahnya lagi. Ibunya Dam pun akhirnya meninggal.
Dam pun
melanjutkan kuliah tanpa mengikuti ujian masuk dan ujian kelulusan di Akademi
Gajah karena Dam butuh waktu untuk menenangkan hatinya setelah ditinggal
ibunya. Tetapi walaupun seperti itu Dam berhasil diterima oleh salah satu
Universitas favorit hanya dengan menunjukkan surat keterangan dari Akademi
Gajah. Dam mengambil jurusan arsitektur. Dam kuliah dengan menyewa flat sempit
yang ada di dekat kampusnya, karena jika Dam tinggal di rumah, Dam akan
teringat terus oleh ibunya.
Dam pun kemudian
bertemu dengan teman masa kecilnya, Taani, yang telah lama Dam lupakan, waktu
terus berlalu, dan akhirnya Dam memutuskan untuk menikah dengan Taani. Dam dan
Taani dikaruniani dua orang anak, mereka bernama Zas dan Qon. Dam hidup
terpisah dari ayahnya, hingga suatu hari Taani memutuskan untuk membawa Ayahnya
Dam untuk ikut tinggal bersama mereka. Pertengkaran hebat pun terjadi di antara
Dam dan Taani. Setelah 6 bulan berdebat, akhirnya Dam mengalah. Dan akhirnya
Ayahnya Dam pun tinggal bersama Dam, sama seperti ketika Dam masih kecil,
Ayahnya Dam pun sering bercerita kepada cucu-cucunya tentang
pengalaman-pengalaman masa mudanya, Dam pun geram, karena Dam tidak mau anaknya
dibesarkan dengan cerita-cerita yang bohong. Akhirnya Dam menyuruh ayahnya
untuk berhenti bercerita dan mengaku bahwa cerita itu bohong, tetapi ayahnya
tidak mau.
Dam pulang dari
kerja di luar kota selama beberapa hari, ketika pulang Dam menemukan anaknya main
internet di ruang kerjanya, Dam pun membiarkan mereka, sewaktu Dam ingin
melihat kata kuncinya Zas terlihat sedikit menutup-nutupi, dan ternyata kata
kuncinya adalah Akademi Gajah, Dam pun marah dan menuduh ayahnya selama ia
pergi bercerita kepada anak-anaknya. Perdebatan sengit pun terjadi, dan
akhirnya Dam mengusir ayahnya dari rumah. Ketika Dam sudah tenang Dam pun
kembali ke ruang kerjanya, dan masih menemukan kata kunci Akademi Gajah di
mesin pencari, tetapi ada yang aneh, karena tidak ditemukan satupun tulisan
tentang Akademi Gajah, padahal Dam merasakan sendiri telah hidup disana selama
3 tahun, Dam pun mulai mengerti dan berniat menyuruh ayahnya kembali ke rumah
besok. Sesaat setelah itu, Dam dikabari bahwa ayahnya dibawa ke rumah sakit
karena pingsan dimakam ibunya, Dam pun ke rumah sakit, dan tak lama berselang,
Ayanhya Dam pun meninggal
Ketika Ayahnya Dam
akan dikubur banyak sekali orang yang melayat, hampir seluruh orang di kota
datang, tiba-tiba orang-orang pada minggir karena ada Sang Kapten dan
keponakannya si pemain Nomer Sepuluh yang merupakan pemain nomer satu saat ini.
Sang Kapten pun menjelaskan bagaimana dia dulu kenal dengan ayahnya, dan
bagaimana dulu ayahnya memaksa klub sepak bola menerimanya ketika tingginya
kurang. Mulai saat itu Dam percaya pada ayahnya, dan mengetahui bahwa ayahnya
bukan pembohong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar