Jumat, 26 Oktober 2012

IDUL ADHA 1433 H

"happy ied and jum'at mubarak" said ustadzah wida in her own status in facebook.....


yap... benar, hari ini memang hari idul adha yang ke 1433 H. saat ini, saudara2 kita yang ada di tanah suci sedang melaksanakan wukuh di arofah... hope Allah bless them... aamiin... semoga kita diperkenankan oleh Allah untuk menyusul mereka berkunjung ke Baitullah... Aamiin....


and today... walaupun di kalender hari ini tanggal merah... tapi buktinya aku tetap ke sekolah... karena hari ini WAJIB SHOLAT IED DI SEKOLAH + panitia idul adhanya dari SKI tapi yang kelas X... jadinya aku ikut deh, aku jadi seksi dokumentasi (ngak ada yang nanya)...
karena aku jadi seksi dokumentasi.. pastinya aku punya banyak foto2 kan... whahahahahaha... tenang saja... aku akan mengumbar foto-foto itu..... nih...
Sapi yang ketakutan
tetapi... kayaknya hanya foto itu yang aku tampilkan... berhubung ini udah malem.. dan besok masih harus mengikuti ekstrakulikuler... jadi udah dulu...  oh ya, aku akan menceritakan sedikit tentang sapi itu... sapi itu ketakutan karena melihat temannya yang sesama sapi disembelih untuk dibuat kurban...
good night.... Zzzzzzz....

sebuah kos

Waktu itu kan aku pernah memberikan tips-tips bagaimana memilih kos yang baik dan benar, (jika pingin tau, lihat postingan2 sebelum ini) dan sekarang aku akan memberikan sebuah photo gambaran kos yang baik itu seperti apa....

taarraaaaaaa...... ini dia sebuah bangunan kos yang ideal...(scroll down ke paling bawah) modus tersembunyi
mesti kalian bertanya mengapa ini menjadi kos yang ideal... iya kan??? alasannya karena aku nge-kos disini jika di dpn kamar ada taman, maka ketika kita kepanasan kita akan merasa sejuk, merasa segar karena tumbuhan2 mengeluarkan oksigen... penelitian juga membuktikan bahwa warna hijau itu baik untuk mata...  jadi jika kalian2 ingin memilih kos.. pilihlah kos yang seperti ini... dijamin negara akan sejahtera (lho?)

contoh nyata sebuah kos-an




Sabtu, 13 Oktober 2012

pengertian paragraf menurut beberapa ahli, jenis-jenis paragraf terlengkap, macam-macam karangan terlengkap


A.   DEFINISI PARAGRAF
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan barisbaru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser  ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125) “Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik”. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
Menurut Akhaidah dan kawan-kawan (1999:144) paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Pengertian paragraph menurut saya, paragraph adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang mengandung ide pokok tertentu, dan diawali dengan kata yang letaknya menjorok kedalam.

B.    JENIS-JENIS PARAGRAF

ü  Paragraf Deduktif adalah Paragraph  yang  letak kalimat utamanya terdapat di awal paragraph, contoh :
Kegiatan seorang penulis dapat disamakan dengan seorang petani yang mencangkul sawah ladangnya. Pak tani akan bertenaga kalau cukup makan dan minum. Bila kurang makan dan minum, ia akan cepat merasa lelah, letih, dan loyo. Demikian pula seorang penulis. Bila penulis sedikit membaca,  kurang melakukan riset untuk bahan tulisannya, dan tidak sensitive terhadap lingkungannya,  tentu saja ia akan kehabisan ide.

ü  Paragraf Induktif adalah Paragraf yang letak kalimat utamanya terdapat di akhir paragraph, contoh :
Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 6,7% dari luas Indonesia saat inidihunioleh 60% penduduk Indonesia. Kepadatan penduduk di Jawa kurang lebih 900 orang per kilometer persegi. Di wilayah Semarang mencapai 1.832 orang per kilometer persegi. Kepadatan penduduk ini sangat luar biasa bedanya dengan wilayah Indonesia lainnya. Di Papua kepadatannya hanya 4 orang per kilometer persegi. Bahkan, di Kabupaten Merauke yang luasnya hamper sama dengan Pulau Jawa dan penduduknya hanya 270.000 orang itu, kepadatannya hanya 2 orang per kilometer persegi. Karena itu, siapa pun tidak akan ragu-ragu mengatakan bahwa penyebaran penduduk Indonesia tidak merata.

ü  Paragraf Campuran adalah Paragraf yang letak kalimat utamanya terdapat di awal dan akhir paragraph, contoh :
Mulai sekarang kita harus membiasakan hidup bersih. Kita buang sampah di tempatnya. Jangan sampai ada sampah tercecer di sembarang tempat. Sebab,  selain mengesankan jorok dan menimbulkan bau busuk, sampah juga menjadi sarang penyakit. Berbagai bibit penyakit yang berkembang biak di dalam sampah itu mengancam kesehatan kita. Semakin banyak sampah di sekitar kita, semakin besar pula ancaman itu. Sebaliknya, semakin bersih lingkungan kita, semakin besar pula harapan kita untuk hidup sehat. Karena itu, kita harus menjaga kebersihan lingkungan.

C.    JENIS-JENIS KARANGAN

ü  Karangan Narasi adalah Karangan yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian, contoh :
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayungkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum  mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh  ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukanhal itu. Akan tetapi, semuanya gagal.
Patih Pranggulang menyimpulkan dalam hati bahwa Tunjungsekar tidak bersalah. Lalu, dia segera membuat rakit dari kayu-kayu kering dan meminta kepada Tunjungsekar agar menaiki rakit yang akan dihanyutkannya ke tengah laut. Dengan pasrah, Tunjungsekar mengikuti saran Patih Pranggulang. Perlahan-lahan rakit itu bergerak meninggalkan pantai, makin lama makin jauh ke tengah laut. Patih Pranggulang memperhatikan rakit yang makin lama makin jauh ke tengah laut dengan mata berkaca-kaca.

ü  Karangan Deskripsi adalah Karangan yang menggambarkan atau memberikan sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyatakan atau mengalami sendiri hal atau peristiwa yang digambarkan itu, contoh :
Setelah mendapat isyarat dari ketua rombongan, kami bergerak meninggalkan Hotel Ayong, Linggarjati, berjalan kaki menuju sebuah rumah di belakang hotel. Rumah yang masih tampak baru itu di bangun persis di antara hotel dan sungai. Pemandangan yang amat indah mengitarinya. Di sebelah kiri rumah, seberang sungai, tampak sawah yang bertingkat-tingkat berbatasan dengan bukit-bukit yang rimbun. Di depannya, setelah halaman yang ditata apik, tampak sawah ladang yang luas sampai kota Cirebon, sedangkan di belakang rumah tampak menjulang tinggi Gunung Cerme yang seolah-olah menjaga rumah yang cukup besar dan mewah itu.
Di teras rumah sudah tersedia nasi panas dan ayam goreng, terdapat juga sambal dan lalapan. Yang lebih istimewa lagi, ada ikan bakar yang masih mengepulkan asap. Panas dan gurih baunya. Terpaan angin gunung yang dingin dan gurihnya ikan bakar membuat kami semakin lapar dan selera makan kami meningkat tajam. Karena itu, setelah dipersilahkan oleh tuan rumah, kami tak malu-malu menyantap semua hidangan dengan lahap. Enak, gurih, dan pedas kami rasakan sampai benar-benar kenyang.

ü  Karangan Eksposisi adalah Karangan yang berusaha menerangkan atau menginformasikan suatu hal untuk memperluas wawasan pembaca, contoh :
Pendapat lama mengatakan bahwa pidato dianggap sebagai seni yang hanya dapat dilakukan dengan baik oleh orang berbakat. Mulanya Dale Carnegie, penyelenggara kursus pidato termasyhur, mengakui pendapat itu. Namun, setelah beberapa tahun menyelenggarakan kursus dengan ribuan siswa dari berbagai negara, akhirnya dia sampai pada kesimpulan bahwa pidato termasuk  jenis keterampilan yang dapat dilakukan oleh semua orang normal yang beminat.
Orang yang dikaruniai bakat berpidato memang ada meskipun tidak banyak. Namun, berbekal bakat saja tanpa disertai upaya belajar dan berlatih, orang  tidak akan berpidato dengan baik. Sebaliknya, tanpa bakat pun kalau orang mau belajar dan berlatih, ia pasti dapat melakukannya dengan baik. Sebab, pengaruh bakat itu sebenarnya hanya kecil sekali. Seorang  pakar mengatakan bahwa pengaruh bakat itu hanya sepuluh persen, sedangkan sisanya yang sembilan puluh persen murni hasil belajar dan berlatih.

ü  Karangan Argumentasi adalah Karangan yang bertujuan untuk membuktikan sesuatu. Melalui pengamatan dan penelitian serta analisis dan sintesis, dapat dikumpulkan berbagai fakta, angka,  grafik, peta, dan lain-lain untuk membuktikan kebenaran paparan karangan itu, contoh :
Untuk meningkatkan perekonomian negara, kita harus meningkatkan pembangunan dalam bidang industry. Kenyataan membuktikan bahwa negara-negara yang lebih dahulu maju itu dapat menjadi negara maju bukan hanya bertumpu pada pertanian, melainkan pada industry. Amerika, Jerman, Korea, dan Jepang adalah contoh negara-negara maju karena sector industry di negara-negara itu berkembang pesat.
Bahwa pembangunan industry dapat meningkatkan perekonomian negara, kita lihat contoh nyata di Jepang. Kemajuan industry Jepang luar biasa. Barang-barang produksi Jepang melimpah ruah. Contohnya dapat kita lihat di sekitar kita. Mobil dan motor buatan Jepang bersliweran di jalan-jalan. Demikian pula alat-alat elektronik di rumah kita, mulai dari radio, televisi, lemari es, setrika, sampai mesin cuci. Hampir semuanya buatan Jepang. Bukan hanya di negara kita, produk Jepang itu juga menguasai pasaran dunia. Karena itu, hingga sekarang ekonomi Jepang sangat kuat dan bahkan termasuk salah satu yang ekonominya terkuat di dunia.

ü  Karangan Persuasi adalah Karangan yang bertujuan mempengaruhi pikiran, pendapat, atau sikap pembaca dengan memberikan penekanan aspek emosional, contoh :
Praktik berpidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik merupakan pengalaman batin yang sangat berharga. Semakin sering praktik, baik dalam berlatih maupun berpidato yang sesungguhnya, pengalaman batin itu semakin banyak. Dari pengalaman batin itu pembicara dapat menemukan cara-cara pidato yang efektif dan memikat. Semakin banyak daya pikat ditemukan dan semakin sering diterapkan dalam praktik, semakin meningkat pula ketrampilan pembicara.
Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam ‘obat kuat’ untuk membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya diri itu sudah besar, pembicara dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Karena itu, untuk memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato, Anda harus melaksanakan praktik berpidato.